Kamis Legi, 9 Mei 2024


Kisah Istriku Memelihara Tuyul


anak kembar

Kekayaan tetangga kiri dan kanan ternyata mulai mengusik istriku. Ia merasa kurang nyaman melihat Bu Kirno tetangga sebelah kiri rumahku membeli sebuah mobil baru lagi. "Padahal Bu Kirno tak mempunyai anak dan tak bekerja, masa harus mempunyai mobil dua buah," omel istriku mengomentari mobil baru Bu Kirno.

Belum genap seminggu omelan sirik tersebut berhenti, eh kemarin istriku Rani siang-siang menelponku ke kantor hanya untuk mengabarkan bahwa tetangga kami Bu Thomas juga menukar mobil lawasnya dengan sebuah mobil baru keluaran merek Toyota. Aku hanya menghela napas panjang seraya berujar lembut, "Bu, rejeki orang kan beda-beda, ayah belum mampu menukar mobil butut kita. Doakan saja ayah banyak rejekinya ya, " tuturku menenangkannya.

Boro-boro tukar mobil, lha yang namanya ngecet rumah saja sudah dua tahun ini tak bisa aku lakukan. Aku mementingkan pendidikan anak-anak dulu. Si sulung sudah kelas 6 SD sedangkan si bontot baru masuk Sekolah Dasar. Bayangkan saja biaya yang harus aku siapkan untuk memenuhi pendidikan anak-anakku agar mereka mendapatkan sekolah yang baik mutunya serta mengajarkan akhlak yang benar pula. Aku rasa cita-cita semua ayah di dunia ini sama jika untuk pendidikan anak.


Baca juga :

Rani kunikahi 9 tahun yang lalu, tapi dulu Rani kupilih menjadi istriku karena sangat pengertian dan memahami diriku. Tapi kok seiring berkembangnya waktu Rani jadi berubah? Ia kini sangat materialistis, semua hal dilihat dari jumlah rupiah semata. Untung ia tak mengenal dolar Amerika, jika ia tahu berapa nilai tukar Dolar atau Euro terhadap rupiah mungkin ia berubah haluan melihat semua hal dari mata uang tersebut.

Yang mulai menjengkelkan, kini Rani sering merengek-rengek untuk meminta perhiasan tambahan karena ia malu, teman dan tetangga sering berganti-ganti model perhiasan sedangkan yang dimiliki Rani tak pernah berubah gaya sejak sembilan tahun yang lalu, maklumlah itu mas kawin pernikahan kami.

Tak berhenti sampai disitu, Rani mulai kerap menelponku ke kantor dan meminta ijin membeli tas, sepatu atau kosmetika yang ditawarkan oleh teman-teman arisannya. Jengkel juga aku jadinya dan beberapa kali kubentak untuk tak mengangguku di kantor untuk urusan seperti itu. Namun Rani bersikeras dan terus menerus merengek.

Pernah suatu ketika saat aku sedang rapat, kuiyakan saja permintannya. Walhasil begitu aku pulang kantor sudah ada Ibu Lasmini yang menunggu kepulanganku sambil menyodorkan tagihan barang yang diambil istriku, walau kredit 3 bulan namun benar-benar menjengkelkan caranya.

Suatu hari, Rani meminta ijin untuk pergi bersama teman-teman arisannya ke Jawa Timur, katanya untuk menghilangkan kejenuhan. Karena aku juga kasihan melihatnya di rumah terus maka kuijinkan ia pergi beberapa hari ke Surabaya. Aku juga memberi uang saku untuk keperluannya selama berjalan-jalan.

Empat hari kemudian Rani sudah pulang, ia membeli beberapa oleh-oleh berupa makanan untuk anak-anak. Tak henti-hentinya ia berceloteh tentang pengalaman perjalanannya. Namun ia juga menangis menceritakan bahwa kalung mas kawin kami hilang, entah terjatuh dimana. Walaupun sangat kesal karena kalung tersebut adalah satu-satunya sisa dari mas kawin kami namun mau bilang apa lagi. Siapa yang mau kehilangan, coba?

Sejak kepulangan Rani dari Jawa Timur, aku merasa ada yang agak aneh dari sikapnya. Karena setiap pagi-pagi istriku sudah jalan-jalan. Katanya ingin olah raga. Belum lagi di dapur teronggok bunga-bungaan tujuh rupa beserta kemenyan dan rokok kretek yang diletakkan di tampah dari anyaman bambu. Malah beberapa malam Jumat kucium bau asing menyengat hidungku. Ternyata Rani sedang membakar kemenyan sambil membisikkan beberapa kalimat yang asing terdengar di telinga. Bahkan setiap malam Rani mulai suka menyendiri di teras rumah dengan lampu yang digelapkan total, ia duduk-duduk saja, sesekali tertawa atau berkata-kata sendiri.

Tentu saja tak kubiarkan istriku menjadi gila, maka suatu malam di saat anak-anak sudah terlelap aku mengajaknya bicara dan menanyakan perubahan dirinya. Rani diam saja dan berkilah belum waktunya ia menjelaskan. Berkali-kali kudesak dan kukatakan keberatanku dengan adanya bunga tujuh rupa dan bau kemenyan yang setiap malam menyengat hidung, ia tak bergeming. Menunduk dalam-dalam sambil berucap, " Ayah tenanglah aja, nanti kalau sudah ada hasilnya ayah juga bakal terima kasih ke aku".

Beberapa minggu kemudian sepulang dari kerja kulihat ada sebuah kotak berisi kue donat dari toko donat terkenal di Jakarta. "Dari siapa donat ini, bu?" tanyaku sambil mengambil sebuah donat yang berwarna coklat. "Aku yang beli tadi, sekalian jalan-jalan ke mal sama Bu Thomas nyoba mobil barunya," jawab istriku ketus.

Minggu depannya lagi, ada DVD, tas, sepatu, baju, lauk mewah dari restoran Padang dan beragam barang baru di rumah. Tentu saja aku heran dan mempertanyakan dari mana asal muasal barang-barang tersebut. "Ya beli dari mal, emang saya nyolong!" teriak Rani dari kamar mandi. Dengan marah kugedor pintu kamar mandi dan kuminta ia menjelaskan dari mana uang untuk membeli barang-barang tersebut. "Sumpah, aku tidak jual diri, ini adalah uang hasil dari perjuanganku," isaknya saat kutampar pipinya. "Perjuangan dari mana?! Jelas ibu tak bekerja dan kita hanya hidup dari gajiku yang pas-pasan!" teriakku tak kalah sengitnya.

"Aku memelihara tuyul pak, karena aku lelah oleh kemiskinan yang mendera kita. Aku juga ingin mempunyai barang bagus seperti milik tetangga. Aku menjual kalung emas dan memberikannya kepada dukun sakti di Jawa Ttimur sebagai mas kawin untuk mendapatkan bantuan tuyul. Dan tuyul itulah yang mencari uang buat kita pak," jelas Rani di sela-sela tangisnya.

"Tiap pagi aku harus membawa tuyul itu jalan-jalan dan malam hari aku memberinya makan dengan bunga tujuh rupa lengkap. Aku juga harus menggendongnya jika malam, makanya aku selalu melewatkan tengah malam duduk di teras rumah dan sesekali harus menyusuinya," terangnya lagi.

Blar?Bagai terkena hantaman kilat aku dibuatnya. Kupandangi istriku tanpa kedip, rasanya tak mungkin perempuan yang telah kunikahi selama ini berubah drastis. Istriku memelihara tuyul hanya karena iri dengan kemewahan yang dimiliki tetanggaku. Aku tertegun lama dan tak mampu berucap. Aku lelah lahir batin. Aku berencana memintanya memilih, keluarga atau tuyul tersebut.

Mari kita hindari mencuri harta orang lain dengan tuyul atau pesugihan apapun. Insya Allah urusan dunia tidak ada jalan buntu selama kita tetap gigih berusaha dan bersabar dalam menjalani hidup.







 


HOROSCOPY / HOROSKOP

Suau bentuk ramalan dengan cara menentukan horoskop perbintangan.

DAPUR

Adalah istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau type bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu ber-dapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapur-nya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang ber-luk sebelas. Dunia perkerisan di masyarakat suku bangsa Jawa mengenal lebih dari 145 macam dapur keris. Namun dari jumlah itu, yang dianggap sebagai dapur keris yang baku atau mengikuti pakem hanya sekitar 120 macam saja. Serat Centini, salah satu sumber tertulis, yang dapat dianggap sebagai pedoman dapur keris yang pakem memuat rincian jumlah dapur keris sbb: Keris lurus ada 40 macam dapur. Keris luk tiga ada 11 macam. Keris luk lima ada 12 macam. Keris luk tujuh ada 8 macam. Keris luk sembilan ada 13 macam. Keris luk sebelas ada 10 macam. Keris luk tigabelas ada 11 macam. Keris luk limabelas ada 3 macam. Keris luk tujuhbelas ada 2 macam. Keris luk sembilan belas, sampai luk duapuluh sembilan masing-masing ada semacam. Namun, menurut manuskrip Sejarah Empu, karya Pangeran Wijil, jumlah dapur yang dianggap pakem lebih banyak lagi. Catatan itu menunjukkan dapur keris lurus ada 44 macam, yang luk tiga ada 13 macam, luk sebelas ada 10 macam, luk tigabelas ada11 macam, luk limabelas ada 6 macam, luk tujuhbelas ada 2 macam, luk sembilanbelas sampai luk duapuluh sembilan ada dua macam, dan luk tigapuluh lima ada semacam. Jumlah dapur yang dikenal sampai dengan dekade tahun 1990-an, lebih banyak lagi.




RAMALAN


Grup Telegram Dunia Gaib

belajar metafisika