Rabu Wage, 17 April 2024


 

Arti Nama Tsabita Maulida

Berikut adalah Arti Nama Tsabita Maulida berdasarkan metode Pythagoras.
 
 

Arti Nama TSABITA MAULIDA :
(1) Ambisius/gemar/bernafsu mengejar kehormatan
(19) Kebodohan
(500) Suci
(60) Berpisah dari pasangan hidup
(8) Perasaan pada keadilan
(300) Kesentausaan dan suka ilmu pengetahuan
(3) Spiritual, mistik, kepercayaan pada hal gaib
(200) Sifat ragu-ragu
(5) Kebahagiaan, kehormatan dan pernikahan
POSITIF : 67%


Arti Nama TSABITA :
(6) Pekerjaan yang sempurna
(300) Kesentausaan dan suka ilmu pengetahuan
(3) Spiritual, mistik, kepercayaan pada hal gaib
POSITIF : 100% :


Arti Nama MAULIDA :
(4) Keteguhan, kebijaksanaan, pengaruh dan kekuasaan
(13) Kurang beribadah
(200) Sifat ragu-ragu
(60) Berpisah dari pasangan hidup
(5) Kebahagiaan, kehormatan dan pernikahan
POSITIF : 40% :



Metode Pythagoras bukanlah mengartikan nama berdasarkan suatu bahasa namun mengartikan nama dengan menghitung tiap hurufnya dimana tiap huruf tersebut mengandung nilai dan arti tertentu sehingga satu huruf pun akan berpengaruh pada arti nama tersebut. Tidaklah mudah mendapatkan arti nama yang 100% positif semua, diharapkan nama mengandung arti yang positif minimal 65%. Jika arti nama mayoritas sudah positif maka anda bisa mengecek apakah nama tersebut sudah sinkron dengan tanggal kelahiran ataukah belum. Silahkan cek di menu Nama Hoki. Bagi yang ingin melakukan perhitungan arti nama silahkan klik Arti Nama. Bagi yang ingin mencari nama, gunakan menu pencarian dibawah ini.




 


AKIK

jenis bebatuan yang memiliki nilai seni dan diyakini juga memiliki kekuatan gaib. Tiap batu diyakini memiliki fungsi tersendiri dalam hal manfaat. Misalnya batu akik sulaiman untuk pengasihan, batu badar besi untuk kekuatan dll.

KALENDER JAWA

Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang istimewa karena merupakan perpaduan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa dan bahkan juga sedikit budaya Barat. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua: siklus mingguan yang terdiri dari 7 hari seperti yang kita kenal sekarang, dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari 5 hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi, Sultan Agung yang berusaha keras menyebarkan agama Islam di pulau Jawa dalam kerangka negara Mataram mengeluarkan dekrit untuk mengubah penanggalan Saka. Sejak saat itu kalender Jawa versi Mataram menggunakan sistem kalender kamariah atau lunar, namun tidak menggunakan angka dari tahun Hijriyah (saat itu tahun 1035 H). Angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan. Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan. Sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka, diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.